Thursday, June 16, 2011

~Tafsir surah At Tahrim 1-5~


.يا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاةَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (1



Pada ayat ini Allah SWT menegur Nabi SAW. karena dia bersumpah tidak akan meminum lagi madu, padahal madu itu adalah minuman halal. Sebabnya hanyalah karena menghendaki kesenangan hati istri-istrinya.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari `Aisyah. Ia berkata: "Rasulullah SAW. itu suka yang manis-manis dan senang madu. Di kala ia kembali pada waktu Asar, ia pergi ke rumah istrinya. Waktu itu ia ti
nggal pada Zainab binti Jahasy dan minum madu di sana. Maka bersepakatlah `Aisyah dengan Hafsah bahwa siapa saja di antara mereka berdua didatangi Nabi SAW. hendaklah ia berkata kepadanya: Saya mencium dari engkau ya Rasulullah bau magafis (yaitu buah karet yang rasanya manis tetapi baunya busuk). Apakah engkau memakan magafis? "Nabi menjawab: "Tidak, tetapi saya hanya meminum madu di rumah Zaenab binti Jahasy. Kalau begitu, saya tidak akan mengulangi lagi dan saya telah bersumpah. Hal ini, ditegaskan di muka Hafsah karena kebetulan Hafsahlah yang didatangi. Maka Hafsah memberitahukan kepada Aisyah kejadian itu. Padahal Nabi SAW. Sangat merahasiakannya.
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah SWT, Maha Pengampun atas dosa hamba-Nya yang bertobat, dan Dia telah mengampuni kesalahan Nabi SAW. yang telah bersumpah tidak mau lagi meminum madu. Padahal madu itu adalah minuman yang halal.



قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ وَاللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (2
Sumpah yang wajib dilanggar ialah jika bersifat menghalalkan sesuatu yang hukumnya haram, atau sebaliknya ialah mengharamkan sesuatu yang halal.
Diriwayatkan bahwa Nabi SAW., telah memenuhi ketentuan Allah tersebut di atas, membebaskan diri dari sumpahnya dengan membayar kifarat yaitu memerdekakan seseorang budak. Allah sebagai pelindung, menguasai sepenuhnya, untuk memenangkan kepada musuh-musuh, memudahkan menempuh jalan yang menguntungkan di dunia dan di akhirat, memberikan hidayah dan bimbingan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dia Maha Mengetahui apa yang mendatangkan maslahat, Maha Bijaksana di dalam mengatur segala sesuatunya, tidak akan melarang dan memerintahkan sesuatu kecuali tujuan-Nya ialah maslahat.




وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ (3)
Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan satu peristiwa yang terjadi pada diri Nabi SAW. yaitu ketika Nabi SAW. meminta kepada Hafsah (salah seorang istrinya) merahasiakan dan tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa dia pernah meminum madu di rumah Zaenab binti Jahasy lalu ia bersumpah tidak akan mengulangi hal itu lagi. Setelah Hafsah memberitahukan kepada `Aisyah hal yang diminta merahasiakannya, dan Allah memberitahukan kepada Nabi percakapan yang terjadi antara Hafsah dan `Aisyah tentang hal tersebut, maka Nabi SAW. memberitahu Hafsah tentang perbuatannya, yang telah menyiarkan rahasia Nabi yaitu bahwa beliau pernah meminum madu di rumah Zaenab binti Jahasy dan tidak akan mengulanginya lagi, tetapi disembunyikan mengenai sumpah Nabi tentang hal tersebut. Tatkala Nabi memberitahu Hafsah tentang pembicaraannya dengan `Aisyah, Hafsah heran, dan bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Ia menyangka bahwa Aisyahlah yang memberitahukannya. Nabi SAW. menjawab: "Bahwa yang memberitahukannya ialah Allah SWT. Tuhan Yang Maha Mengetahui segala rahasia dan bisikan, maha mengenal apa yang ada di bumi dan apa yang ada di langit, tiada sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya, sebagaimana di jelaskan-Nya dalam ayat lain.



نْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ (4)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa jika Hafsah dan `Aisyah mau bertobat kepada Allah, mengatakan bahwa dirinya telah menyalahi kehendak Nabi SAW. keduanya cinta kepada apa yang dicintai Nabi, dan membenci apa yang dibenci Nabi SAW. berarti keduanya telah cenderung untuk menerima kebaikan.
Diriwayatkan dari Ibnu `Abbas bahwasanya dia berkata: "Saya senantiasa ingin menanyakan kepada Umar R.A. tentang dua istri Nabi SAW. yang ditujukan kepadanya firman Allah: "Jika kamu berdua bertobat kepada Allah sampai Umar menunaikan ibadah haji dan

saya pun menunaikan ibadah haji bersama dia. Pada waktu itulah ketika Umar di dalam perjalanannya mampir berwudu' dan saya gugur kedua tangannya, saya bertanya: "Wahai Amirul Mukminin Siapakah kedua istri Nabi yang ditujukan firman Allah kepadanya: "Jika kamu berdua bertobat kepada Allah....." Maka Umar R.A. menjawab: Wahai Ibnu Abbas! Kedua istri Nabi SAW. yang dimaksud itu ialah Aisyah dan Hafsah. Tetapi kalau kedua (`Aisyah dan Hafsah) tetap sepakat berbuat apa yang menyakiti hati Nabi SAW. dengan menyiarkan rahasianya, namun tidaklah keduanya dapat menyusahkan Nabi, karena Allah-lah pelindungnya, membantunya di dalam urusan agamanya dan semua hal yang dihadapinya, dan begitu pula Jibril, dan orang-orang mukmin yang saleh, serta para malaikat pun turut menolong dan membantunya.


عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا (5)
Ayat ini berisi ancaman dari Allah SWT terhadap istri-istri yang menyakiti hati Nabi saw bahwa jika Nabi saw menceraikan istri-istrinya itu, boleh jadi Allah menggantinya dengan istri-istri baru yang lebih baik dari mereka, baik keislamannya maupun keimanannya. Istri-istri yang tekun kepada ibadat, bertobat kepada Allah, patuh kepada perintah-perintah Rasul, yang sebagian janda dan sebagian yang lain masih perawan.
Diriwayatkan dari Anas R.A. dari Umar R.A. ia berkata: Telah sampai kepadaku bahwa sebagian istri-istri Nabi bersikap keras kepada Nabi dan menyakiti hati beliau. Maka saya selidiki hal ini. Saya menasihatinya satu persatu dan melarangnya menyakiti hati Nabi SAW., saya berkata: "Jika kalian tetap tidak mau taat maka boleh jadi Allah memberikan kepada Nabi, istri-istri baru yang lebih baik dari kalian. Dan setelah saya menemui Zaenab ia berkata: Wahai Ibnu Khattab! Apakah tidak ada Rasulullah usaha untuk menasihati istri-istrinya? Maka nasihatilah mereka itu sampai mereka itu, tidak diceraikan, maka turunlah ayat ini.

(InsyaAllah semoga mendapat iktibar dr surah ini)

1 comment:

  1. tq for the info.. saya terbaca surah ni n wonder apa yg berlaku.. now, dah faham sikit

    ReplyDelete